Sebetulnya ini pertanyaan yang sangat
wajar, karena masyarakat yang bahkan merasa paling awam dengan listrik
pun selalu berinteraksi dengan peralatan listrik. Dan seperti kita
ketahui, listrik selalu mempunyai resiko bahaya bila kita tidak tahu apa
bahayanya dan bagaimana mengantisipasinya (untuk anda yang baru
berkunjung, bisa membaca artikel sebelumnya : “Kestrum (Tersengat Listrik)” untuk menambah referensi).
Sistem grounding atau arde
dipasang sebagai pengaman dari bahaya listrik terhadap manusia dan
peralatan. Dan system tersebut harus terpasang dengan baik dalam
instalasi listrik rumah agar dapat menjalankan fungsinya. Artikel ini
mencoba menjelaskannya.
Baiklah, kita kembali ke pertanyaan tadi
dan kami coba membahas dengan lebih detail cara-caranya. Kami berusaha
memilih cara yang paling mudah dan minim resiko. Jadi langkah-langkah
yang dijelaskan bukanlah langkah satu-satunya, karena masih banyak cara
lain yang bisa dilakukan. Walaupun dirasa mudah, tetap masih ada resiko
tersengat listrik. Jadi untuk itu, kami memberikan beberapa peringatan
yang dianggap perlu dan diharapkan untuk pembaca memahami peringatan
yang diberikan.
PERHATIAN :
Peringatan ini kami berikan terutama bagi pembaca yang merasa awam dengan listrik dan tidak merasa “confident”. Dalam aspek keselamatan, ilmu dan kepercayaan diri merupakan 2 kunci utama. Orang yang mengerti tetapi tidak “confident” atau tidak mengerti tapi “confident” sebaiknya berpikir ulang dalam melanjutkan pekerjaannya karena besar kemungkinan terjadi celaka. Kalo
anda merasa seperti itu, disarankan untuk mencari pihak lain yang
mengerti listrik atau instalatir listrik yang mempunyai kompetensi.
Hal yang terpenting adalah anda cukup mengerti cara-caranya. Itu saja
ya uraian mengenai sisi keselamatan dari metode yang dibahas
selanjutnya.
Ketahui Lebih Dulu!!
Dalam memastikan bahwa system grounding pada instalasi listrik rumah anda telah terpasang dengan baik, ada 2 bagian utama yang harus kita ketahui :
1. Instalasi arde atau grounding
yang ditanam telah terpasang dengan baik dan mempunyai resistansi atau
hambatan maksimal 5 Ohm (sesuai yang dinyatakan dalam PUIL : Persyaratan
Umum Instalasi Listrik)
2. Kabel yang terpasang dalam system instalasi listrik rumah mempunyai inti kabel grounding didalamnya dan tersambung atau terkoneksi dengan baik sampai stop kontak. Istilah teknis menyebut koneksi ini “bonding”, yaitu koneksi antar kabel grounding, sedangkan istilah “grounding” sendiri digunakan untuk koneksi kabel grounding dengan system grounding yang ditanahkan langsung (seperti grounding rod).
Memeriksa Instalasi grounding yang ditanam
Untuk memeriksa bagian ini, mau tidak mau harus menggunakan alat yang dinamakan “Earth Tester”. Alat ini memang tidak umum, karena biasanya hanya digunakan oleh kontraktor atau instalatir yang memasang instalasi grounding. Fungsi alat ini adalah mengukur tahanan atau resistansi arde / grounding yang terpasang. Bila tahanan yang terukur masih lebih besar dari yang diharuskan, maka grounding rod yang ditanam harus ditambahkan agar lebih dalam.
Secara umum kita tidak bisa memeriksa sendiri bagian ini, kecuali anda punya “Earth tester”.
Jadi cukup serahkan saja pemeriksaannya kepada kontraktor listrik yang
kompeten dan terpercaya. Yang penting anda mengerti parameter yang
menjadi patokan.
Memeriksa instalasi grounding yang terkoneksi dalam instalasi listrik rumah
Nah, memeriksa bagian ini relatif bisa
kita lakukan. Dikatakan relatif karena tergantung dari peralatan yang
kita miliki dan kepercayaan diri untuk melakukan.
Yang perlu anda periksa adalah bagian stop kontak, apakah kabel grounding (lebih tepatnya “bonding”) sudah terpasang sampai titik ini. Seperti dijelaskan di awal, secara teknis istilah “bonding” digunakan untuk koneksi antara kabel grounding dengan kabel grounding lain.
Jadi bonding adalah sistem yang terkoneksi di seluruh bagian rumah dan salah satunya berujung pada stop kontak. Sedangkan “grounding” adalah koneksi antara kabel grounding dengan sistem grounding yang ditanam. Warna kabel bonding dan grounding tetap sama, yaitu warna hijau atau kuning-hijau.
Bila salah satu stop kontak tidak terkoneksi kabel bonding,
maka fungsi pengaman dari kebocoran arus listrik akibat kegagalan
isolasi tidak akan bekerja. Bahasa mudahnya, potensi anda kesetrum saat
menggunakan peralatan listrik akan sangat besar.
Alat yang digunakan adalah multitester atau Avometer dan screwdriver (obeng). Dengan multitester, kita bisa melakukan “continuity test” terhadap koneksi kabel bonding setiap stop kontak. Bila tidak punya, obeng masih bisa digunakan untuk memeriksa secara visual apakah kabel bonding sudah terkoneksi atau tidak di dalam stop kontak, walaupun validitas hasilnya masih perlu diuji.
PERHATIAN :
LAKUKAN KEDUA METODE INI DENGAN MEMATIKAN TERLEBIH DAHULU INSTALASI LISTRIK DI RUMAH ANDA DENGAN CARA “SWITCH OFF” CIRCUIT BREAKER DI KWH METER DAN MCB BOX, UNTUK MEMASTIKAN ANDA AMAN DARI BAHAYA LISTRIK
Metode pertama : Memeriksa koneksi kabel bonding dengan multitester (continuity test)
1. Pastikan listrik di rumah anda sudah dimatikan terlebih dahulu (lihat peringatan diatas). Switch off circuit breaker seperti gambar dibawah.2. Buka tutup MCB box.
3. Pastikan probe dari multitester (kabel warna merah dan hitam) terpasang pada lubang yang bersimbol “V Ω” untuk probe warna merah dan “COM” untuk probe warna hitam. Contoh yang digunakan adalah multitester tipe digital.
4. Putar selector di multitester ke posisi Voltage AC (symbol “V~”) untuk mengukur tegangan. Lihat gambar diatas.
5. Periksa tegangan di circuit breaker dengan multitester dan pastikan sudah tidak ada tegangan (penunjukan di multitester 0 (nol) volt). Bisa juga gunakan test pen untuk memastikan tidak ada tegangan. Dalam gambar dibawah, periksa setiap titik dari circuit breaker (garis warna merah) untuk memastikan tidak ada tegangan. Pastikan juga circuit breaker sudah switch off (kotak warna biru)
6. Putar selector di multitester ke posisi Ohm (tanda “Ω”) untuk mengukur resistansi.
7. Hubungkan salah satu probe ke terminal grounding (terminal PE) di MCB box dan probe yang lain ke terminal grounding di stop kontak.
8. Lihat pembacaan. Bila hasilnya menunjukkan hampir resitansi yang kecil, hampir mendekati 0 (nol) ohm, maka dipastikan terminal grounding di stop kontak terkoneksi dengan baik ke grounding terminal di MCB Box. Bila hasilnya menunjukkan resistansi dalam satuan kilo-ohm (kΩ) atau mega-ohm (MΩ) maka koneksinya kurang baik atau malah tidak terkoneksi. Contoh hasil pengukuran dari gambar dibawah adalah sebesar 1.2 ohm.
9. Lanjutkan pengukuran dengan stop kontak lain. Bila jarak antara MCB Box dengan stop kontak sudah terlalu jauh, maka bisa dilakukan pengukuran antar stop kontak.
10. Bila sudah selesai, jangan lupa untuk memasang kembali tutup MCB Box dan switch ON Circuit Breaker agar listrik di rumah anda normal kembali.
Bagaimana bila hasilnya tidak memuaskan
atau resistansinya cukup besar. Dalam kasus ini, anda harus melakukan
pemeriksaan visual terhadap stop kontak tersebut. Silahkan ikuti metode
kedua.
PERHATIAN :
UNTUK MEMASTIKAN MULTITESTER ATAUPUN TEST PEN MASIH
BERFUNGSI DENGAN BAIK, SEBELUM ANDA MEMATIKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH,
TERLEBIH DAHULU LAKUKAN LANGKAH KETIGA DAN KEEMPAT DARI METODE DIATAS,
KEMUDIAN COLOK KEDUA PROBE KE MASING-MASING LUBANG DI STOP KONTAK. JIKA PEMBACAAN PADA MULTITESTER ANDA MENUNJUKKAN TEGANGAN +/- 220V, MAKA MULTITESTER BISA DIKATAKAN MASIH BERFUNGSI DENGAN BAIK.
Metode kedua : Pemeriksaan visual koneksi kabel bonding pada stop kontak
Bila tidak memiliki multitester atau hasil pembacaan dari metode pertama tidak memuaskan, anda pun masih dapat melakukan metode ini.
1. Pastikan listrik di rumah anda sudah dimatikan terlebih dahulu (lihat peringatan diatas).2. Buka tutup stop kontak dengan obeng (+) pada mur bagian tengah. Lihat gambar dibawah.
3. Perhatikan terminal kabel grounding di stop kontak (ada di bagian tengah) dan lihat apakah ada kabel grounding (warna hijau atau kuning-hijau) terkoneksi disana.
4. Bila ada terkoneksi, kemungkinan besar system bonding di stop kontak sudah terpasang. Bila tidak ditemukan, kemungkinan besar kabel grounding / bonding tidak dikoneksi.
5. Pasang kembali tutup stop kontak dan lanjutkan dengan stop kontak lainnya.
6. Bila sudah selesai, jangan lupa switch ON Circuit Breaker agar listrik di rumah anda normal kembali.
Dari kedua metode ini, bisa kita kita
perbandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing agar lebih jelas
bagi pembaca, yaitu :
1. Metode pertama jelas membutuhkan alat multitester tetapi hasilnya lebih valid karena ada nilai resistansi (ohm) yang diukur sebagai hasil continuity test. Yang perlu diperhatikan adalah multitester itu masih berfungsi dengan baik.2. Metode kedua relatif lebih murah dan mudah, cukup menggunakan obeng atau screwdriver. Hanya saja hasil yang dicapai belum tentu sebaik metode pertama. Hal ini karena bisa saja kabel bonding kelihatan terkoneksi di stop kontak tetapi tidak terhubung dengan sistem grounding keseluruhan.
3. Kedua metode tetap memerlukan pengamanan dari bahaya listrik dengan cara mematikan sumber listrik terlebih dahulu.
Beberapa kemungkinan hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Multitester menunjukkan resistansi yang besar tetapi pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding terkoneksi di stop kontak. Untuk hasil seperti ini, kemungkinan kabel grounding putus di tengah jalan atau tidak disambung dalam koneksi di atas plafon.2. Multitester menunjukkan resistansi yang besar dan pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding tidak terkoneksi di stop kontak. Untuk kasus seperti ini, kabel yang terpasang di stop kontak biasanya hanya berinti dua, yaitu untuk phase dan netral saja (biasanya warna hitam dan biru). Untuk hasil seperti ini, sebaiknya kabel diganti dengan yang berinti tiga yaitu untuk phase, netral dan grounding.
3. Multitester menunjukkan resistansi yang rendah (hampir 0 (nol) ohm) dan pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding terkoneksi di stop kontak. Ini adalah hasil yang kita harapkan.
Sumber