Minggu, 03 Januari 2021

Bagaimana Memastikan System Grounding di Rumah Terpasang dengan Baik

Sebetulnya ini pertanyaan yang sangat wajar, karena masyarakat yang bahkan merasa paling awam dengan listrik pun selalu berinteraksi dengan peralatan listrik. Dan seperti kita ketahui, listrik selalu mempunyai resiko bahaya bila kita tidak tahu apa bahayanya dan bagaimana mengantisipasinya (untuk anda yang baru berkunjung, bisa membaca artikel sebelumnya : “Kestrum (Tersengat Listrik)” untuk menambah referensi).
Sistem grounding atau arde dipasang sebagai pengaman dari bahaya listrik terhadap manusia dan peralatan. Dan system tersebut harus terpasang dengan baik dalam instalasi listrik rumah agar dapat menjalankan fungsinya. Artikel ini mencoba menjelaskannya.
Baiklah, kita kembali ke pertanyaan tadi dan kami coba membahas dengan lebih detail cara-caranya. Kami berusaha memilih cara yang paling mudah dan minim resiko. Jadi langkah-langkah yang dijelaskan bukanlah langkah satu-satunya, karena masih banyak cara lain yang bisa dilakukan. Walaupun dirasa mudah, tetap masih ada resiko tersengat listrik. Jadi untuk itu, kami memberikan beberapa peringatan yang dianggap perlu dan diharapkan untuk pembaca memahami peringatan yang diberikan.

PERHATIAN :

Peringatan ini kami berikan terutama bagi pembaca yang merasa awam dengan listrik dan tidak merasa “confident”. Dalam aspek keselamatan, ilmu dan kepercayaan diri merupakan 2 kunci utama. Orang yang mengerti tetapi tidak “confident” atau tidak mengerti tapi “confident sebaiknya berpikir ulang dalam melanjutkan pekerjaannya karena besar kemungkinan terjadi celaka. Kalo anda merasa seperti itu, disarankan untuk mencari pihak lain yang mengerti listrik atau instalatir listrik yang mempunyai kompetensi. Hal yang terpenting adalah anda cukup mengerti cara-caranya. Itu saja ya uraian mengenai sisi keselamatan dari metode yang dibahas selanjutnya.

Ketahui Lebih Dulu!!

Dalam memastikan bahwa system grounding pada instalasi listrik rumah anda telah terpasang dengan baik, ada 2 bagian utama yang harus kita ketahui :
1. Instalasi arde atau grounding yang ditanam telah terpasang dengan baik dan mempunyai resistansi atau hambatan maksimal 5 Ohm (sesuai yang dinyatakan dalam PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
2. Kabel yang terpasang dalam system instalasi listrik rumah mempunyai inti kabel grounding didalamnya dan tersambung atau terkoneksi dengan baik sampai stop kontak. Istilah teknis menyebut koneksi ini “bonding”, yaitu koneksi antar kabel grounding, sedangkan istilah “grounding” sendiri digunakan untuk koneksi kabel grounding dengan system grounding yang ditanahkan langsung (seperti grounding rod).

Memeriksa Instalasi grounding yang ditanam

Untuk memeriksa bagian ini, mau tidak mau harus menggunakan alat yang dinamakan Earth Tester. Alat ini memang tidak umum, karena biasanya hanya digunakan oleh kontraktor atau instalatir yang memasang instalasi grounding. Fungsi alat ini adalah mengukur tahanan atau resistansi arde / grounding yang terpasang. Bila tahanan yang terukur masih lebih besar dari yang diharuskan, maka grounding rod yang ditanam harus ditambahkan agar lebih dalam.
Secara umum kita tidak bisa memeriksa sendiri bagian ini, kecuali anda punya “Earth tester”. Jadi cukup serahkan saja pemeriksaannya kepada kontraktor listrik yang kompeten dan terpercaya. Yang penting anda mengerti parameter yang menjadi patokan.

Memeriksa instalasi grounding yang terkoneksi dalam instalasi listrik rumah

Nah, memeriksa bagian ini relatif bisa kita lakukan. Dikatakan relatif karena tergantung dari peralatan yang kita miliki dan kepercayaan diri untuk melakukan.
Yang perlu anda periksa adalah bagian stop kontak, apakah kabel grounding (lebih tepatnya “bonding”) sudah terpasang sampai titik ini. Seperti dijelaskan di awal, secara teknis istilah “bonding” digunakan untuk koneksi antara kabel grounding dengan kabel grounding lain.
Jadi bonding adalah sistem yang terkoneksi di seluruh bagian rumah dan salah satunya berujung pada stop kontak. Sedangkan “grounding” adalah koneksi antara kabel grounding dengan sistem grounding yang ditanam. Warna kabel bonding dan grounding tetap sama, yaitu warna hijau atau kuning-hijau.
Bila salah satu stop kontak tidak terkoneksi kabel bonding, maka fungsi pengaman dari kebocoran arus listrik akibat kegagalan isolasi tidak akan bekerja. Bahasa mudahnya, potensi anda kesetrum saat menggunakan peralatan listrik akan sangat besar.
Alat yang digunakan adalah multitester atau Avometer dan screwdriver (obeng). Dengan multitester, kita bisa melakukan “continuity test” terhadap koneksi kabel bonding setiap stop kontak. Bila tidak punya, obeng masih bisa digunakan untuk memeriksa secara visual apakah kabel bonding sudah terkoneksi atau tidak di dalam stop kontak, walaupun validitas hasilnya masih perlu diuji.
PERHATIAN :
LAKUKAN KEDUA METODE INI DENGAN MEMATIKAN TERLEBIH DAHULU INSTALASI LISTRIK DI RUMAH ANDA DENGAN CARA “SWITCH OFF” CIRCUIT BREAKER DI KWH METER DAN MCB BOX, UNTUK MEMASTIKAN ANDA AMAN DARI BAHAYA LISTRIK

Metode pertama : Memeriksa koneksi kabel bonding dengan multitester (continuity test)

1. Pastikan listrik di rumah anda sudah dimatikan terlebih dahulu (lihat peringatan diatas). Switch off circuit breaker seperti gambar dibawah.
Box pengaman tipe MCB
Pengaman tipe MCB
2. Buka tutup MCB box.
3. Pastikan probe dari multitester (kabel warna merah dan hitam) terpasang pada lubang yang bersimbol “V Ω” untuk probe warna merah dan “COM” untuk probe warna hitam. Contoh yang digunakan adalah multitester tipe digital.
Multitester untuk check tegangan

4. Putar selector di multitester ke posisi Voltage AC (symbol “V~”) untuk mengukur tegangan. Lihat gambar diatas.
5. Periksa tegangan di circuit breaker dengan multitester dan pastikan sudah tidak ada tegangan (penunjukan di multitester 0 (nol) volt). Bisa juga gunakan test pen untuk memastikan tidak ada tegangan. Dalam gambar dibawah, periksa setiap titik dari circuit breaker (garis warna merah) untuk memastikan tidak ada tegangan. Pastikan juga circuit breaker sudah switch off (kotak warna biru)

Check tegangan di MCB Box
Memeriksa tegangan di MCB Box

6. Putar selector di multitester ke posisi Ohm (tanda “Ω”) untuk mengukur resistansi.
Multitester untuk check resistansi
Posisi multitester dan probe untuk check resistansi

7. Hubungkan salah satu probe ke terminal grounding (terminal PE) di MCB box dan probe yang lain ke terminal grounding di stop kontak.

Continuity Test MCB Box & stop kontak
Continuity Test grounding kabel antara MCB Box dan stop kontak

8. Lihat pembacaan. Bila hasilnya menunjukkan hampir resitansi yang kecil, hampir mendekati 0 (nol) ohm, maka dipastikan terminal grounding di stop kontak terkoneksi dengan baik ke grounding terminal di MCB Box. Bila hasilnya menunjukkan resistansi dalam satuan kilo-ohm (kΩ) atau mega-ohm (MΩ) maka koneksinya kurang baik atau malah tidak terkoneksi. Contoh hasil pengukuran dari gambar dibawah adalah sebesar 1.2 ohm.
9. Lanjutkan pengukuran dengan stop kontak lain. Bila jarak antara MCB Box dengan stop kontak sudah terlalu jauh, maka bisa dilakukan pengukuran antar stop kontak.

Continuity Test antar Stop Kontak
Continuity test kabel grounding antar stop kontak
Continuity test antar stop kontak
Contoh visual continuity test koneksi bonding antar stop kontak

10. Bila sudah selesai, jangan lupa untuk memasang kembali tutup MCB Box dan switch ON Circuit Breaker agar listrik di rumah anda normal kembali.
Bagaimana bila hasilnya tidak memuaskan atau resistansinya cukup besar. Dalam kasus ini, anda harus melakukan pemeriksaan visual terhadap stop kontak tersebut. Silahkan ikuti metode kedua.
PERHATIAN :
UNTUK MEMASTIKAN MULTITESTER ATAUPUN TEST PEN MASIH BERFUNGSI DENGAN BAIK, SEBELUM ANDA MEMATIKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH, TERLEBIH DAHULU LAKUKAN LANGKAH KETIGA DAN KEEMPAT DARI METODE DIATAS, KEMUDIAN COLOK KEDUA PROBE KE MASING-MASING LUBANG DI STOP KONTAK. JIKA PEMBACAAN PADA MULTITESTER ANDA MENUNJUKKAN TEGANGAN +/- 220V, MAKA MULTITESTER BISA DIKATAKAN MASIH BERFUNGSI DENGAN BAIK.
 
 
 
 
 
 
 
 

Test Multitester
Test multitester untuk memastikan masih berfungsi dengan baik


Metode kedua : Pemeriksaan visual koneksi kabel bonding pada stop kontak

Bila tidak memiliki multitester atau hasil pembacaan dari metode pertama tidak memuaskan, anda pun masih dapat melakukan metode ini.
1. Pastikan listrik di rumah anda sudah dimatikan terlebih dahulu (lihat peringatan diatas).
2. Buka tutup stop kontak dengan obeng (+) pada mur bagian tengah. Lihat gambar dibawah.
Stop Kontak tipe In-Bow
Stop Kontak tipe In-Bow yang terpasang di Instalasi Listrik Rumah

3. Perhatikan terminal kabel grounding di stop kontak (ada di bagian tengah) dan lihat apakah ada kabel grounding (warna hijau atau kuning-hijau) terkoneksi disana.

Koneksi Kabel Grounding di Stop Kontak
Contoh koneksi kabel grounding di stop kontak (lingkaran merah)

4. Bila ada terkoneksi, kemungkinan besar system bonding di stop kontak sudah terpasang. Bila tidak ditemukan, kemungkinan besar kabel grounding / bonding tidak dikoneksi.

Stop Kontak yang tidak terkoneksi kabel grounding
Contoh stop kontak yang tidak terkoneksi kabel grounding / bonding

5. Pasang kembali tutup stop kontak dan lanjutkan dengan stop kontak lainnya.
6. Bila sudah selesai, jangan lupa switch ON Circuit Breaker agar listrik di rumah anda normal kembali.
Dari kedua metode ini, bisa kita kita perbandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing agar lebih jelas bagi pembaca, yaitu :
1. Metode pertama jelas membutuhkan alat multitester tetapi hasilnya lebih valid karena ada nilai resistansi (ohm) yang diukur sebagai hasil continuity test. Yang perlu diperhatikan adalah multitester itu masih berfungsi dengan baik.
2. Metode kedua relatif lebih murah dan mudah, cukup menggunakan obeng atau screwdriver. Hanya saja hasil yang dicapai belum tentu sebaik metode pertama. Hal ini karena bisa saja kabel bonding kelihatan terkoneksi di stop kontak tetapi tidak terhubung dengan sistem grounding keseluruhan.
3. Kedua metode tetap memerlukan pengamanan dari bahaya listrik dengan cara mematikan sumber listrik terlebih dahulu.
Beberapa kemungkinan hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Multitester menunjukkan resistansi yang besar tetapi pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding terkoneksi di stop kontak. Untuk hasil seperti ini, kemungkinan kabel grounding putus di tengah jalan atau tidak disambung dalam koneksi di atas plafon.

2. Multitester menunjukkan resistansi yang besar dan pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding tidak terkoneksi di stop kontak. Untuk kasus seperti ini, kabel yang terpasang di stop kontak biasanya hanya berinti dua, yaitu untuk phase dan netral saja (biasanya warna hitam dan biru). Untuk hasil seperti ini, sebaiknya kabel diganti dengan yang berinti tiga yaitu untuk phase, netral dan grounding.

3. Multitester menunjukkan resistansi yang rendah (hampir 0 (nol) ohm) dan pemeriksaan visual menunjukkan kabel grounding terkoneksi di stop kontak. Ini adalah hasil yang kita harapkan.

Sumber

Minggu, 05 Oktober 2014

Listrik, tak kenal maka tak hati-hati…


Menara Jaringan Listrik PLN
Sebuah gambar menara jaringan listrik

Apa itu Listrik?

Listrik (atau “setrum”)? Ini merupakan kata-kata atau istilah yang sangat familiar bagi masyarakat umum. Sering kita mendengar kata-kata ini diucapkan dalam pembicaraan sehari-hari : “bayar listrik”, “tagihan listrik”, “tukang listrik”, “toko listrik”, dlsb..
Bila ditelusuri lebih dalam, banyak pula yang tidak tahu apa sih listrik itu? termasuk makhluk apakah doi ini? keren nggak ya? berbahaya nggak sih?
Bocorannya nih…kalo udah kenal sih sebenarnya si listrik ini keren tapi sekaligus berbahaya. Sama seperti api, si jago merah, yang bisa dikatakan kawan tapi sekaligus juga lawan. Nah, to the point aja.. kalo ingin tahu, silahkan melanjutkan baca artikel ini.

Sejarah Listrik

Dari sejarah listrik yang dikutip di situs wikipedia, adalah seorang Michael Faraday, ilmuwan Inggris, yang dijuluki sebagai “bapak listrik” karena berkat rintisan dari usahanya ini listrik menjadi teknologi yang banyak berguna.  Nama-nama lain yang dianggap sebagai tokoh listrik adalah de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan Andre Marie Ampere.

Pengertian  mengenai Listrik

Dalam pengertian sederhana, kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik yang merupakan kondisi dari partikel subatomik elektron dan proton. Bisa dikatakan listrik adalah sesuatu yang tidak terlihat dengan mata biasa dan fenomena kasat mata yang paling umum terjadi adalah petir (yang merupakan loncatan elektron dari partikel listrik).

Satuan-satuan yang umum digunakan dalam kelistrikan

Satuan-satuan listrik yang paling umum kita gunakan sehari-hari adalah :
1. Tegangan listrik (voltage)* dalam satuan volt (V)
2. Arus listrik (current) dalam satuan ampere (A)
3. Frekuensi (frequency) dalam satuan Hertz (Hz)
4. Daya listrik (power) dalam satuan watt (W) atau volt-ampere (VA) dan energi listrik dalam satuan watt-hour (wH) atau kilowatt-hour (kwH).
*dalam kehidupan sehari-hari istilah ini biasa disebut voltase atau spaneng (dari bahasa belanda “spanning” atau Jerman “spannung”)
Persamaan Listrik dan Air
Analogi antara listrik dan air

Analogi Listrik dan Air

Analogi yang cukup mudah dipahami adalah antara listrik dan air. Aliran air yang mengalir dalam pipa analoginya seperti aliran elektron dalam listrik atau arus listrik.
Tekanan yang menyebabkan air mengalir analoginya dengan tegangan listrik. Dan besarnya daya dorong air yang keluar dari pipa sama analoginya dengan daya listrik atau power.
Ukuran pipa sama dengan ukuran penghantar listrik (konduktor listrik). Dan keran air yang mengatur besarnya aliran air analoginya dengan pengatur hambatan (variable resistance) dalam rangkaian listrik.
Air mengalir dari tekanan yang lebih tinggi menuju tekanan yang lebih rendah. Dan analoginya untuk listrik, arus listrik yang merupakan perpindahan elektron bergerak dari tegangan yang lebih tinggi menuju tegangan lebih rendah.

Bagaimana Listrik Mengalir

Listrik hanya mengalir melewati medium penghantar yang disebut konduktor. Suatu Material disebut konduktor bila mengandung unsur yang dapat dialiri elektron seperti besi, tembaga bahkan air. Material yang berlawanan dengan konduktor disebut dengan isolator, yang mengandung unsur-unsur seperti karet, plastik, kertas, kain dlsb.  
**Tubuh manusia dominannya terdiri dari air yang merupakan penghantar listrik. Jadi saat kita tersentuh kabel listrik yang sedang dialiri arus listrik, dan kaki kita tidak memakai alas karet atau plastik, maka listrik tersebut akan mengalir melewati tubuh kita. Itulah fenomena “kesetrum” yang kita kenal.
Listrik itu keren…karena hampir semua peralatan yang kita gunakan sehari-hari selalu memerlukan listrik sebagai suplainya. Satu untuk semua dan semua disuplai dari yang satu. Bayangkan jika kita yang hidup di perkotaan mengalami pemadaman listrik sampai berhari-hari…apa jadinya?

Listrik, tak kenal maka tak hati-hati..(2)

Simbol Listrik AC dan DC
Gelombang Listrik AC dan DC
Melanjutkan postingan sebelumnya yaitu “Listrik, tak kenal maka tak hati-hati..“, berikutnya kami sajikan aspek-aspek lain mengenai listrik ini.

Listrik AC dan DC

Dilihat dari bentuk gelombangnya, arus listrik dibagi atas 2 macam : arus bolak-balik (AC – Alternating Current) dan arus searah (DC – Direct Current).
Kalau kita melihat gambar di sebelah ini, perbedaan yang paling mudah antara listrik AC dan DC adalah dalam polaritasnya, yaitu listrik AC mempunyai polaritas yang berubah antara positif dan negatif beberapa kali dalam satu period (bentuk gelombang sinusoidal) dan listrik DC mempunyai polaritas tetap sepanjang waktu. Karena itu listrik AC mempunyai frekuensi bolak-balik tersebut sebesar 50 Hz atau 60 Hz.
Anda bingung?? tidak masalah dan jangan khawatir…karena ini hanya penjelasan teknis saja dan yang terpenting adalah anda tahu bedanya secara kasat mata. Simak terus tulisan ini karena kami berusaha membuatnya mudah bagi anda.

Aplikasi Listrik AC dan DC

Secara kasat mata, listrik AC adalah listrik yang digunakan sehari-hari di sistem instalasi listrik rumah kita dan disuplai oleh PLN. Sedangkan listrik DC biasa digunakan pada battery, accu atau sel surya. Dan karena sifat yang bolak-balik itulah maka hal yang membedakan lainnya adalah bila kita “memasukkan colokan listrik ke stop kontak di rumah”(kita pake bahasa umum sehari-hari aja ya…in english : plug in to electrical cord or receptacle), maka tidak masalah bila di-colok terbalik-balik. Sedangkan untuk listrik DC harus secara jelas mencantumkan yang mana terminal positif (+) dan negatif (-) dan tidak boleh terbalik.
Sistem tegangan 3 phase dan 1 phase
Sistem 3 phase dan 1 phase

Sistem Listrik 3 Phase dan 1 Phase

Sistem kelistrikan mengenal sistem 3 phase dan 1 phase. Apa itu sistem 3 phase dan 1 phase? dari gambar disamping maka bisa diikuti penjelasan teknisnya yang kira-kira begini : listrik arus bolak-balik (AC) merupakan bentuk gelombang sinusoidal yang membentuk satu gelombang penuh 360 derajat.
Dan bila perbedaan phase tiap gelombang adalah 120 derajat, maka akan ada 3 phase gelombang yang berbeda (penjelasan detailnya tentu ada, tetapi kami buat hal ini sifatnya “nice to know” saja, karena sekali lagi bagi kami yang penting adalah membuatnya mudah bagi anda).
Sehingga secara umum, sistem 3 phase adalah sistem dengan 3 kabel phase dan 1 kabel netral (biasanya ditandai dengan label R,S,T untuk kabel phase dan N untuk netral) dan sistem 1 phase adalah sistem 1 kabel phase dan 1 kabel netral.

Aplikasi Sistem Listrik 3 Phase

Hal paling mudah yang bisa kita jumpai dalam sistem kelistrikan PLN mengenai 3 phase ini adalah dengan melihat jaringan kabel distribusi PLN di sekitar rumah kita. Bisa dilihat di tiang listrik, ada paling tidak 3  kabel (atau 4 kabel dengan netralnya) yang dipilin dan itulah kabel dari sistem 3 phase.
Sedangkan yang disambungkan ke rumah kita adalah sistem 1 phase, dimana diambil dari salah satu phase (phase R, S atau T)dari kabel di tiang listrik tadi, ditambah dengan kabel netralnya. Karena itu lain rumah lain pula phase yang disambungkan, dimana hal ini untuk menjaga keseimbangan beban dari tiap phase tersebut.
Untuk sistem 3 phase, tegangan antar phase-nya adalah 380V dan tegangan phase ke netral adalah 220V. Dan tegangan listrik yang disambungkan ke perumahan adalah 220V.

Sifat Lainnya dari Listrik

Hal yang harus diperhatikan dari sifat listrik ini adalah kecenderungannya mengalir dari tegangan yang lebih tinggi menuju tegangan yang lebih rendah atau menuju tanah. Dari sifat ini dapat dijelaskan mengapa orang bisa tersengat aliran listrik (atau istilahnya “kesetrum”), yaitu karena adanya aliran listrik yang mengalir melewati tubuh kita dari suatu sumber listrik menuju tanah atau material penghantar listrik lainnya.
Ingat…tubuh kita sebagian besar mengandung air yang notabene merupakan penghantar listrik. Akibatnya bisa fatal, karena dapat merusak organ dalam dari tubuh kita termasuk membuat jantung berhenti berdenyut alias meninggal.
Karena itu sangat penting memastikan bahwa kita tidak tersentuh sumber listrik dari kabel telanjang atau terkelupas, tangan yang tidak basah atau berkeringat dan juga menggunakan alas karet saat mencabut colokan listrik atau memasang ke stop kontak, dan cepat mematikan sumber listrik bila peralatan yang dipakai tersiram air dan lain.
(untuk bahasan ini, kami membuat satu tulisan terpisah yang bisa dibaca di “Kesetrum (Tersengat Listrik)“).
Sungguh, listrik adalah suatu penemuan yang sangat bermanfaat dan mengubah banyak kehidupan tetapi sekaligus juga tersimpan bahaya yang akibatnya bisa sangat fatal karena terjadi dalam hitungan detik.  Kawan yang bersahabat tetapi sekaligus juga lawan yang mematikan. Kami hanya berharap semoga informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga untuk tetap aman dan selamat.

Kesetrum (Tersengat Listrik)


Ilustrasi orang yang tersengat listrik
Fenomena kesetrum yang sering kita alami dengan listrik di rumah
“Awas…nanti kesetrum!! Jangan dekat-dekat..bahaya..” Ini kata-kata ampuh yang selalu diucapkan terutama oleh orang tua kepada anaknya, saat si anak terlalu dekat kabel listrik. Bahkan antar orang dewasa pun kata-kata ini seringkali terucapkan. Kejadian-kejadian seperti ini sebetulnya mencerminkan bahwa tingkat kewaspadaan kita masih tinggi akan adanya bahaya listrik.
Apakah anda pernah mengalami kesetrum? Saya kok yakin kalo anda pernah mengalaminya. Karena sayapun pernah dan kejadiannya waktu saya masih kecil sampai beranjak ABG (terus terang..saat menulis artikel ini, saya sempatkan bertanya kepada orang di sebelah kiri saya dengan pertanyaan sama. Dan jawabannya mirip dengan yang saya alami).
Mengapa sih kita bisa kesetrum? Bisakah hal itu dihindari? Bagaimana agar anak kita aman dari listrik? Jika pertanyaan2 ini muncul di pikiran anda, saya ucapkan selamat membaca artikel ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sepintas saya sudah jelaskan masalah kesetrum ini dalam tulisan sebelumnya (lihat di “Listrik, tidak kenal maka tidak hati-hati..(2)”). Silahkan dibaca untuk menambah wawasan bagi anda.

Mengapa bisa Kesetrum?

Kesetrum atau bisa disebut “tersengat listrik” (in English : Electric Shock) terjadi bila seseorang menyentuh suatu konduktor (penghantar) yang sedang dialiri arus listrik bolak-balik (“live part”) pada satu sisi tubuh, dan sisi lain dari tubuh juga menyentuh penghantar yang lain. Contoh mudahnya adalah bila kita menyentuh suatu kabel telanjang tanpa isolasi dengan tangan kanan dan kaki kita tidak memakai alas kaki menempel lantai keramik atau tanah. Maka yang terjadi, orang tersebut menjadi bagian dari rangkaian listrik, dimana listrik mengalir didalam tubuhnya.
Tubuh manusia merupakan penghantar listrik yang baik karena sebagian besar mengandung air yang bersifat penghantar. Arus listrik bolak-balik mengandung frekuensi dan energi, sehingga bila tubuh manusia dialiri listrik ini akan mempengaruhi kerja organ-organ dalamnya, dimana akibat yang paling fatal adalah kematian. Itulah kenapa bila kita tersengat listrik yang paling ringan saja maka sehabis itu akan terasa pegal-pegal atau kesemutan di bagian yang tersengat tersebut.
Jadi kesimpulannya, makhluk hidup akan merasa tersengat listrik jika terjadi aliran di dalam tubuhnya. Jika tidak ada aliran maka tidak akan terjadi fenomena kesetrum itu. Contohnya adalah burung yang suka berdiri di kabel listrik yang telanjang. Mengapa tidak kesetrum dan apa yang terjadi? Inilah hebatnya naluri makhluk hidup itu, karena sebetulnya si burung berdiri hanya dengan satu kaki saja. Jadi karena itu tidak ada arus yang mengalir di tubuhnya dan beliau aman-aman saja. Tubuh burung itu bertegangan tapi tidak mengalir arus listrik.
Pertanyaannya, mengapa satu kaki? Nah..begini penjelasannya…jika dua kakinya menempel pada kabel listrik, maka burung itu akan menjadikan arus listrik mengalir dari satu kaki kemudian melewati tubuh dan terus keluar di kaki yang lain. Sehingga walaupun arus listriknya hanya kecil saja, tapi bisa jadi cukup mematikan bagi hewan kecil itu.

Tips Menghindari Bahaya Kesetrum di Rumah

Bahaya listrik bisa kita hindari bila kita tahu cara kerja listrik ini. Ada beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk di rumah :
a. Jangan coba-coba menyentuh ujung kabel yang telanjang, bila kita tidak tahu apakah kabel itu bertegangan atau tidak. Gunakan test pen untuk memastikan. Ini adalah peraturan keselamatan yang utama
b. Bila tangan anda basah, harus dikeringkan dulu sebelum memasang atau mencabut “colokan” listrik ke/dari stop kontak.
c. Bila anda merasa takut saat memasang atau mencabut “colokan” listrik ke/dari stop kontak, karena melihat kualitas “colokan” listrik yang tidak meyakinkan, anda bisa berdiri diatas karpet, alas karet atau memakai sepatu/sandal karet saat melakukan aktifitas itu. Ini akan mencegah bahaya sengatan listrik karena tidak ada arus listrik mengalir dalam tubuh.
(Tips ini sering saya praktekkan saat di rumah karena saya tidak mau mengambil resiko tersengat listrik (ada faktor trauma juga sih..))
d. Ganti dengan yang baru untuk “colokan” listrik, “stop kontak” atau kabel yang terkelupas bila anda lihat tidak meyakinkan.
e. Bila ada “colokan” atau “stop kontak” listrik yang terkena cipratan air (biasanya bila hujan), jangan digunakan dulu sampai benar2 kering atau dikeringkan dulu dengan alat pengering. Dalam beberapa kasus, “stop kontak” tersebut harus diberi isolasi agar tidak digunakan oleh orang lain.

Tips untuk anda yang mempunyai anak balita/batita di rumah :

Anak-anak balita cukup rentan dengan bahaya kesetrum ini. Karena pada umur tersebut balita mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Mereka suka sekali memegang sesuatu yang belum dikenalnya. Bila itu adalah sesuatu yang mengandung tegangan listrik maka akibatnya bisa fatal.
Kasus yang terjadi memang jarang terdengar, tetapi ada baiknya dihindari (silahkan baca juga artikel “Hati-hati Menggunakan Kabel Rol”). Beberapa stop kontak listrik memang aman dari jangkauan anak-anak, karena biasanya mempunyai cover yang tertutup. Akan tetapi banyak pula stop kontak listrik di perumahan yang tidak terpasang covernya.
Beberapa tips yang bisa anda lakukan adalah :
a. Stop kontak listrik yang tidak mempunyai cover tapi mudah dijangkau oleh anak-anak sebaiknya ditutup oleh isolasi atau lakban.
b.Persempit atau tutup akses sama sekali stop kontak tersebut dari jangkauan anak-anak, bisa dengan menaruh kursi / sofa, meja atau rak televisi.
c.Bila anda membangun rumah baru, saat pemasangan instalasi listrik rumah usahakan posisi stop kontak diletakkan pada ketinggian di atas 1 meter atau sejajar dengan saklar lampu.
(Memang dalam beberapa posisi akan kurang bagus dilihat dari segi estetika, tapi hal itu seharusnya bisa diatasi).
d.Beri pengertian kepada anak anda mengenai bahaya listrik ini. Anak mungkin belum bisa mengerti sepenuhnya, tapi hal ini sangat perlu dan menjadi tantangan buat orang tua menyampaikannya dalam bahasa anak.
Insiden kesetrum memang relatif jarang terjadi, tetapi tahukah anda bahwa 1 dari 7 kecelakaan listrik adalah fatal. Ini adalah hasil penelitian dari suatu badan keselamatan di Amerika. Karena itu kita seharusnya lebih berhati-hati.

Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah


Dari hal-hal dasar inilah tentunya akan lebih mudah untuk membahas lebih detail aspek-aspek lain dari peralatan-peralatan itu. Dan juga setidaknya bila kenal mudah-mudahan akan lebih mudah kalau suatu saat terjadi masalah di rumah, kita sebagai pelanggan listrik bisa menginformasikan masalahnya dengan jelas baik ke pihak PLN atau instalatir listrik sehingga proses penyelesaiannya dapat lebih cepat.
Andaikata ada masalah listrik di rumah yang kita laporkan ke bagian pelayanan gangguan PLN dan petugas tersebut mencoba menanyakan apakah ada bagian peralatan yang “trip” atau “turun”, pastilah jawaban “tidak tahu” atau “enggak ngerti” akan bisa dihindari. Memang sih bila pelanggan yang nggak mengerti sama sekali tentu sangat dimaklumi (namanya juga customer yang tinggal pakai dan bayar, wajar dong…), apalagi dengan pertanyaan teknis seperti itu. Tapi perlu juga dimaklumi bila ada petugas PLN sedikit menanyakan hal teknis, karena sangat memudahkan untuk memperkirakan kira-kira dimana akar masalahnya dan waktunya tentu lebih cepat. (Untuk petugas yang sudah berpengalaman mungkin nggak perlu tanya lagi karena biasanya mereka sudah bisa memperkirakan asal muasal penyebabnya). Semoga anda tidak sering-sering mengalami yah…
Baiklah, paragraf diatas hanya sekedar gambaran situasi. Nah, sekarang kita coba bahas satu persatu peralatan instalasi listrik yang utama dan umum terpasang di perumahan.

1.  Bargainser (“Meteran Listrik”)


Bargainser tipe Analog
Bargainser yang dipasang di Instalasi Listrik Rumah

Alat ini terpasang di tiap rumah yang berlangganan listrik PLN. Bagian ini adalah batas antara PLN dan pelanggan. Lepas dari ini adalah tanggung jawab pelanggan. Bargainser adalah masih tanggung jawab PLN. Jadi alat ini milik PLN dan disegel oleh PLN. Hanya petugas resmi dari PLN yang berhak membuka bargainser ini. Saat membuka biasanya segel dirusak dan kemudian dipasang segel baru sesudah ditutup kembali. Karena itu bila terjadi masalah dengan bagian ini, segera panggil petugas PLN.
Posisi pemasangan di bagian depan dari rumah untuk memudahkan pencatatan pemakaian listrik oleh petugas PLN. Terdapat juga informasi mengenai ID pelanggan (No. kontrak pelanggan) di bargainser ini.
Bila ada rumah yang menggunakan listrik tetapi tidak ada bargainser terpasang, bisa jadi rumah tersebut menggunakan pembangkit listrik sendiri (genset), disuplai dari rumah lainnya atau pemakaian illegal (kami yakin kesadaran masyarakat kita sudah sangat bagus untuk selalu menggunakan pemakaian legal).
Fungsi-fungsi dari bargainser adalah :
a. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak pemasangan)
b. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour)
c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik rumah.
Dalam bargainser ini terdapat komponen utama yaitu circuit breaker (MCB : Miniature Circuit Breaker), spin control dan meter listrik.
a. Circuit Breaker (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya dimatikan.
b. Meter Listrik (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan. Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-angka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.
c. Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB.
Bargainser tipe digital
Bargainser tipe digital yang dipasang di instalasi listrik rumah
Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya  lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa). Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (“Arde” atau “Grounding”). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.

2.  Pengaman Listrik (“Sekering” atau “Panel Hubung Bagi”)

Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”.
Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti hubung singkat di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu peralatan listrik, misal hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke rumah akan terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik tersebut yang bermasalah. Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu pembagian grup ini.
Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini adalah yang paling umum, biasanya per area, misalnya :
a. Antara bagian depan dan bagian belakang rumah.
b. Antara sayap kiri atau sayap kanan rumah.
c. Untuk rumah 2 lantai, bisa dibagi per lantai
d. Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop kontak, AC dan lain-lain.
Perlu dicatat bahwa semakin banyak pembagian grup tentunya berimbas pada biaya pemasangan instalasi listrik. Dihitung dari jumlah pengaman dan kabel yang terpasang serta jasa pemasangan instalasi listriknya.  Tapi juga faktor keamanan dan kemudahan mencari sumber permasalahan instalasi listrik akan turut berpengaruh.
Eh..kalo memang namanya sekering atau “fuse”, kok bentuknya sekarang ini adalah MCB ya? Apa bedanya sih?
Baiklah teman, memang sih ada 2 jenis pengaman listrik :
a. Pengaman lebur (“Sekering” atau” Fuse”)
Box Sekering
Box tipe pengaman lebur (Sekering)

Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat yang dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat tersebut dilewati dengan arus hubung singkat tertentu. Jenis kawatnya berbeda-beda untuk tiap hantar kawat dengan arus nominal tertentu, misal 2A (Ampere), 4A, 6A dst.
Ada dua jenis dari komponen ini, yaitu tipe kawat lebur dan tipe tombol. Untuk tipe kawat lebur mempunyai prinsip kerja seperti penjelasan di atas dan untuk menormalkan kembali perlu diganti dengan pengaman lebur yang baru. Sedangkan untuk tipe tombol (seperti gambar diatas), bila terjadi masalah hubung singkat maka arus listrik akan terputus dan untuk menormalkan kembali cukup dengan menekan tombol yang besar tersebut. Tombol kecil berfungsi untuk memutus aliran listrik.
Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena ada kerepotan tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila persediaan sekering di rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui bahwa komponen ini akan bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi masalah, asal saja komponen ini original kawatnya tanpa kita rubah sendiri. Berbeda dengan tipe berikut yaitu MCB yang mempunyai fungsi sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban atau terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung singkat saja.
b. Pengaman thermal (“MCB” atau “Circuit Breaker”)
Box pengaman tipe MCB
Pengaman tipe MCB

Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal atau panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Untuk menormalkan kembali sangat mudah, hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi “ON”.
Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya saja komponen ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada masalah maka MCB ini tidak akan bekerja. Karena itulah perlu memilih MCB dengan kualitas baik dan bukan melulu yang paling murah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman listrik inilah menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat “customized”, sesuai dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh instalatir listrik bersamaan dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila terjadi masalah pada bagian ini, pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik tersebut atau petugas PLN pun masih bisa membantu bila kondisi darurat seperti malam hari.
Dalam beberapa proyek pemasangan instalasi listrik rumah, instalatir listrik kadangkala membuat terminal kabel pentanahan atau arde tersambung dalam box pengaman ini. Sehingga kabel pentanahan dari bargainser PLN akan dihubungkan di terminal ini.
Tema “Mengenal Peralatan Listrik Rumah” ini sebenarnya cukup panjang pembahasannya. Untuk menghindari informasi yang overload bagi pembaca, maka artikelnya kami bagi dalam 3 bagian. Dan jangan khawatir, bagian berikutnya, “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2)“.

Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2)


Halo….Bertemu lagi kawan pembaca dalam lanjutan artikel dengan tema mengenai jenis-jenis perlengkapan yang dipasang dalam instalasi listrik rumah. Bila belum anda belum membaca bagian pertama, silahkan klik dulu di “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah” agar lebih mudah mengikutinya. Oke yah…untuk yang sudah baca silahkan langsung saja ke materi berikutnya.

3.  Kabel Listrik

Kabel adalah bagian dari instalasi listrik yang berfungsi menghantarkan arus listrik sampai ke peralatan listrik. Kabel ini seperti pembuluh darah dalam tubuh manusia, ada pembuluh darah arteri dan ada pembuluh darah balik. Bila ada saluran pembuluh darah yang bocor, tentu tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Kabel listrik pun demikian, bila ada saluran yang bocor maka akan terjadi gangguan dalam instalasi listrik rumah anda.
Beberapa jenis kabel yang umum dipakai dalam instalasi listrik rumah :
Kabel NYA
Kabel Tipe NYA
Kabel tipe NYA yang terpasang di instalasi listrik rumah

Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal. Warna isolasinya adalah merah, kuning, biru dan hitam. Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan. Dalam pemasangan selalu dimasukkan dalam pipa PVC yang berfungsi sebagai konduit.
Berbicara mengenai konduit, pengertiannya adalah suatu selubung pelindung, biasanya pipa PVC tipis (berbeda dengan pipa PVC untuk saluran air bersih) yang diisi kabel listrik yang bertujuan melindungi kabel dari gangguan luar.

Kabel NYM
Kabel tipe NYM
Kabel tipe NYM yang terpasang di peralatan listrik rumah

Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi masing-masing dengan warna berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.
Kode yang digunakan untuk jenis kabel ini adalah misal : 3C x 2.5 sqmm, dimana 3C menandakan jumlah inti (3 inti kabel), 2,5 sqmm menandakan ukuran penampang kabel dalam “square millimeter”.
Kabel ini relatif lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet. Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa conduit (kecuali dalam tembok), tetapi bukan untuk tipe “outdoor”. Harganya lebih mahal dari tipe kabel NYA.

Kabel NYY
Kabel tipe NYY
Kabel tipe NYY yang terpasang di instalasi listrik rumah

Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.  Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel sebelumnya.
Sedangkan kabel berinti serabut, biasanya ada 2 inti dan 2 macam warna, disebut NYMHYO, biasanya digunakan untuk loudspeaker atau sound system atau untuk lampu-lampu berdaya kecil.
Ngomong-ngomong, semoga anda tidak bingung ya dengan penamaan kabel ini. Sederhananya kalo anda ingin beli kabel listrik adalah sebutkan jenis inti kabel, apakah inti kawat dan serabut, kemudian jumlah inti (2 inti (cores) atau 3 inti), ukuran atau size kabel (1.5 sqmm, 2.5 sqmm, dll). Kabel yang diinginkan tentu tergantung pada kebutuhan dan biaya yang dialokasikan. Karena cukup banyak manufaktur pembuat kabel, dan kualitasnya berbeda-beda. Untuk itu kami sudah merencanakan untuk membuat satu artikel khusus yang membahas lebih dalam mengenai kabel ini…harap tunggu ya..

4.  Sakelar (“Switch”)

Sakelar Tanam tipe tunggal dan majemuk
Sakelar tanam tipe tunggal dan majemuk yang terpasang di instalasi listrik rumah

Pada instalasi listrik rumah, keberadaan saklar ini sangat lazim dipasang untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Pemakaian lainnya adalah untuk bel rumah, stop kontak atau “extension outlet” ,misal kabel rol (silahkan baca artikel “Hati-hati menggunakan kabel rol”), yang mempunyai fasilitas sakelar.
Fungsi dari sakelar adalah sebagai penyambung atau pemutus aliran listrik pada suatu penghantar sumber listrik ke beban.
Berdasarkan cara pemasangannya dapat dibedakan menjadi :
a. Sakelar in-bow yang ditanam dalam tembok atau dinding
b. Sakelar out-bow yang dipasang pada permukaan tembok atau dinding.
Berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi :
a. Sakelar On-Off, yaitu bekerja menghubungkan arus listrik bila tombol ditekan pada posisi ON dan memutuskan arus listrik bila ditekan ke posisi OFF. Contoh paling mudah adalah sakelar lampu, sakelar stop kontak atau “extension outlet” (yang mempunyai fasilitas sakelar).
b. Sakelar push-on, yaitu bekerja menghubungkan arus listrik hanya bila tombolnya ditekan pada posisi ON, dan otomatis OFF bila tekanan dilepaskan. Contoh pemasangan adalah bel pintu.
Sakelar tipe Majemuk 3 saluran
Sakelar tanam tipe majemuk 3 saluran yang dipasang di instalasi listrik rumah

Berdasarkan jumlah tombol per unit sakelar, maka sakelar dapat dibedakan menjadi :
a. Sakelar tunggal, hanya mempunyai satu buah tombol saja. Jadi hanya ada satu saluran input dan satu saluran output.
b. Sakelar majemuk, mempunyai tombol lebih dari satu. Satu saluran input pada sakelar tersebut dan beberapa saluran output yang tergantung dari jumlah tombolnya.

Penutup

Mudah-mudahan anda tidak bingung dengan istilah-istilah diatas. Hal terpenting adalah, anda tahu fungsi atau kegunaannya dan familiar dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena peralatan listrik “Tidak kenal maka tidak hati-hati…”.
Kami cukupkan bagian kedua ini. Bagian selanjutnya akan dibahas pada artikel berikutnya, “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (3)“. 

Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (3)

Well…sampailah pada bagian ketiga atau terakhir dari tema kali ini, “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah”. Untuk anda yang belum membaca bagian sebelumnya, silahkan baca di “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah” untuk bagian pertama dan “Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2)” untuk bagian kedua.

5.  Stop Kontak (“Outlet” atau “Receptacle”)

Stop Kontak tipe In-Bow
Stop Kontak tipe In-Bow yang terpasang di Instalasi Listrik Rumah

Stop kontak adalah bagian terminal akhir dari instalasi listrik rumah yang terpasang permanen sebagai penghubung yang menyalurkan energi listrik ke beban atau peralatan listrik. Disebut permanen karena letaknya yang terpasang di dinding. Perpanjangan stop kontak ini bisa disebut “extension outlet” yang bisa berupa kabel rol atau bentuk lainnya (baca juga “Hati-hati menggunakan kabel rol”).
Agar beban atau peralatan lsitrik dapat terhubung dengan stop kontak ini, maka diperlukan steker atau “colokan listrik” yang ditancapkan pada stop kontak. Tentunya steker ini juga memerlukan kabel lagi ya..
Stop kontak ini mempunyai kapasitas maksimum arus listrik antara 10A – 16A (setara dengan 2200VA – 3300VA untuk listrik 220V). Tetapi maksimum pemakaian tentu dibatasi oleh besarnya daya listrik berlangganan dari PLN dan juga material dari stop kontak ini. Semakin baik kualitas materialnya tentu harganya semakin mahal.
Berdasarkan tempat pemasangannya, ada 2 tipe stop kontak :
a. Stop kontak in-bow yang ditanam permanen dalam tembok atau dinding
b. Sakelar out-bow yang dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Stop kontak out-bow ini kadangkal juga bisa bersifat portable.
Dalam instalasi listrik rumah, jumlah stop kontak terpasang minimal satu titik dalam satu ruangan. Ini diperlukan untuk menghindari penggunaan stop kontak yang berlebihan beban dengan banyak steker yang ditancap. Steker yang ditancap harus sesuai dengan ukuran stop kontak dan tidak kendor saat ditancap dengan stop kontak. Banyak kasus yang terjadi dengan steker atau stop kontak meleleh karena kurang rapatnya posisi steker yang terpasang dengan stop kontak.

6.  Pentanahan (“Arde” atau “Grounding”)

MCB Box dengan Terminal Pentanahan
Warna merah adalah terminal pentanahan di MCB Box

Pentanahan atau lebih dikenal dengan “arde” sebetulnya adalah peralatan yang paling penting dalam suatu instalasi listrik dimanapun berada. Entah itu instalasi listrik besar, sedang atau kecil dengan berbagai variasi tegangan dari rendah, tinggi sampai extra tinggi, wajib dipasang instalasi grounding.
Kami meletakkan bagian pentanahan di akhir bukan bermaksud menyepelekan hal ini. Justru kami ingin menegaskan bahwa bagian akhir inilah yang terpenting. Suatu proyek instalasi listrik bisa ditunda tahap power up –nya karena instalasi pentanahannya belum komplit terpasang. Status pentanahan ini bisa dikatakan “Major Outstanding
Mengapa demikian?
Teman…tujuan penggunaan pentanahan adalah untuk memberikan perlindungan pada peralatan listrik agar terhindar dari kerusakan dan fungsi paling utama adalah memberikan perlindungan keselamatan bagi pengguna peralatan listrik, yaitu manusia itu sendiri.
Cara kerja system pentanahan ini adalah bila terjadi arus listrik yang terlalu besar akibat adanya kebocoran, induksi tegangan listrik atau kegagalan isolasi pada suatu peralatan listrik atau instalasi listrik maka bagian pentanahan akan secepatnya menyalurkan ke bumi atau tanah, dan orang yang tidak sengaja memegang peralatan listrik yang bermasalah akan aman. Juga peralatan listrik akan terhindar dari kerusakan.
Sudah menjadi hukum alam bahwa arus listrik akan selalu mencari tempat yang paling mudah untuk mengalir, oleh karena itu system pentanahan haruslah terhubung dengan baik dalam suatu instalasi listrik. Anda bisa baca artikel “Kesetrum (Tersengat Listrik)” sebagai bahan referensi lain untuk memahami pentingnya system pentanahan ini.
Karena pentingnya bagian ini, maka bagian ini kami buatkan satu tema artikel tersendiri yang lebih detail mengenai system pentanahan ini. Silahkan baca di “Arde atau Grounding untuk Instalasi Listrik Rumah“. Concern ini disampaikan juga oleh salah seorang pembaca artikel-artikel kami, yaitu Mbah Osso, yang melihat bahwa system pentanahan yang penting ini sebenarnya masih kurang dipahami masyarakat banyak.  Terima kasih atas feedbacknya untuk menjadikan website ini semakin bermanfaat bagi masyarakat.

Penutup

Kami menyadari bahwa sesungguhnya ilmu yang kami miliki tidaklah seberapa. Tapi kami merasa terpanggil untuk membagikan ilmu yang sedikit ini kepada masyarakat luas, khususnya yang masih awam mengenai listrik, agar lebih mengenal listrik antara manfaat dan bahayanya. Suatu penelitian di Amerika mengungkapkan, walaupun peristiwa insiden listrik tidaklah sering terjadi tetapi 1 dari 7 insiden yang berhubungan dengan listrik adalah fatal.
Mengingat hal tersebut dan juga melihat bahwa listrik sudah menjadi kebutuhan vital sehari-hari di masyarakat, tetapi tingkat pemahaman masyarakat sendiri secara umum masih belum memadai, maka kami mencoba pemberikan sesuatu yang mudah-mudahan bermanfaat. Dibalik ilmu yang diberikan oleh Tuhan tentu mengandung pesan untuk disebarkan kepada orang lain agar memperoleh manfaat dalam menjaga keselamatannya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...