Yang pertama adalah mengenai pengertian ukuran kabel. PUIL tahun 2000 mengatur satuan ukuran nominal
kabel dalam mm2, seperti 1.5 mm2, 2,5mm2 dan seterusnya. Kemudian,
pengertian ukuran nominal adalah luas penampang dari penghantar inti
kabel. Untuk kabel jenis NYM atau NYY yang mempunyai 2 inti atau lebih,
ukuran 2.5 mm2 menyatakan ukuran masing-masing inti kabel.
Berikutnya adalah tegangan pengenal pada
kabel. Mengacu pada PUIL, kabel tegangan rendah mempunyai tegangan
pengenal sebagai berikut : 230/400 (300) V, 300/500 (400) V, 400/690
(600) V, 450/750 (490) V, 0.6/1kV (1.2kV). Nilai tegangan dalam kurung
adalah nilai tegangan tertinggi untuk perlengkapan listrik yang
diperbolehkan jika menggunakan kabel tersebut. Listrik PLN untuk
perumahan mempunyai tegangan 220V, jadi cukup menggunakan kabel dengan
tegangan pengenal minimal 230/400 V.
Kalau masih ada informasi lain yang terlewat, mohon koreksinya dari pembaca.
Kita kembali pada nilai Kuat Hantar Arus
(KHA). KHA mempunyai nilai aktual 100% bila kabel tersebut dipasang
pada temperatur kelilingnya maksimal 30 Cdeg. Lebih dari itu akan
terjadi penurunan nilai aktual KHA-nya. PUIL menamakannya sebagai Faktor Koreksi.
Faktor Koreksi dalam PUIL diatur dalam
tabel 7.3.2 untuk kabel NYA dan NYM, tabel 7.3.15a dan 7.3.18 untuk
kabel NYY di dalam tanah dan udara.
Untuk Tabel 7.3.2 (Kabel NYA dan NYM), pilih kolom 3 (Bahan isolasi PVC).
Contoh kalkulasinya adalah : KHA pada tabel 7.3.1 x Faktor Koreksi.
Perhatikan bahwa faktor koreksi hanya dihitung untuk temperatur keliling maksimal 55Cdeg. Bila lebih tinggi maka PUIL mensyaratkan harus menggunakan kabel instalasi tahan panas yang khusus untuk dibuat untuk maksud itu.
Warna kabel menurut standard PUIL
Kabel listrik yang mempunyai banyak inti
akan mempunyai warna isolasi inti yang berbeda-beda. Hal ini sebetulnya
berhubungan dengan faktor keselamatan karena bisa menghindarkan
tertukarnya sambungan kabel pada sistem instalasi. Karena itu, sebagai keseragaman, penggunaan warna isolasi inti kabel mempunyai aturan tertentu.
Instalasi listrik
yang baik akan selalu mengikuti aturan ini. Karena bila suatu saat
diperlukan pemeriksaan atau perbaikan sistem instalasi tersebut, maka
seorang instalatir akan lebih mudah menemukan pola sambungan kabel
listriknya.
Kabel listrik yang digunakan pada sistem instalasi listrik rumah biasanya terdiri atas penghantar phase, netral dan ground. PUIL mengatur penggunaan warna untuk penghantar netral adalah biru, penghantar ground dengan warna hijau atau campuran kuning-hijau, dan penghantar phase dikhususkan dengan warna hitam. Pengaturan selengkapnya dapat dilihat pada tabel PUIL berikut,
Contoh aplikasi penggunaan warna kabel bisa dilihat pada gambar MCB Box berikut ini :
(Terminal Netral digabung di sebelah atas dan terminal grounding digabung di sebelah bawah)
Bagaimana bila kabel yang hendak dipasang atau instalasi listrik rumah
yang sudah terpasang ternyata memiliki warna isolasi inti yang lain
daripada ketentuan diatas. Alternatifnya bisa beberapa cara :
1. Bila kabelnya sudah terpasang, periksa dan kenali penghantar mana yang menjadi phase, netral dan ground. Pastikan warnanya dan buatlah catatan yang ditempel pada MCB Box atau Panelnya. Tujuannya agar memudahkan saat melakukan pemeriksaan atau perbaikan.2. Bilamana kabelnya baru akan dipasang (karena sudah terlanjur dibeli) dan misalkan saja mempunyai isolasi inti yang berwarna hitam semuanya. Maka saat pemasangan, bisa ditambahkan selubung kabel yang berwarna sesuai standard (hitam-biru-hijau) yang dipasang pada ujung terminal kabel. Selubungnya bisa berupa plastik khusus selubung yang banyak dijual (biasanya dikenal dengan nama “cable shoe”) atau menggunakan electrical isolation tape yang berwarna senada. Jika tidak tersedia, maka buatlah tanda atau marking dengan sesuatu yang mudah dikenali dan buat catatan yang ditempel, setidaknya pada MCB Box.
Demikian tulisan singkat mengenai
kabel listrik ini, sebagai tambahan informasi dari tulisan sebelumnya.
Sebenarnya ada satu faktor lagi yang harus diperhatikan dan kemungkinan
besar cukup berpengaruh pada nilai aktual dari maksimum KHA kabel, yaitu
faktor umur atau lifetime dari kabel itu sendiri. Terutama
menyangkut kekuatan isolasi dari penghantar inti kabel. Hanya saja,
terus terang penulis belum mendapatkan bahan yang memadai mengenai hal
ini, terutama mengenai nilai eksak dari faktor koreksi karena lifetime.
Pada dasarnya kabel listrik pasti memiliki lifetime,
yang panjangnya tergantung kualitas kabel itu sendiri, dimana kualitas
juga selalu berhubungan dengan harga. Ada yang mengatakan jika lifetime kabel listrik berkisar antara 10 – 15 tahun. Nah, dalam rentang waktu penggunaan kabel, sampai melewati lifetime-nya, tentu nilai maksimum KHA akan menurun karena kekuatan isolasi inti penghantar pada kabel juga menurun.
Isolasi penghantar pada kabel yang sudah
berumur, kemungkinan secara fisik bisa mengeras dan getas (tidak lentur
lagi). Bila dalam kondisi ini kabel dibebani dengan arus listrik yang
mendekati maksimum KHA-nya (yang nilainya mengacu pada nilai maksimum
KHA kabel saat masih baru), maka potensi terjadinya kebocoran arus
listrik pada kabel akan semakin besar.
Karena itu faktor kondisi dan kapasitas
kabel listrik dari instalasi listrik rumah perlu diperhatikan saat anda
ingin melakukan penambahan daya listrik PLN. Jika ragu-ragu, bisa meminta bantuan instalatir listrik yang kompeten untuk memastikan kondisi kabel ini.
Semoga penjelasannya bermanfaat.Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar